Focus Group Discussion KAMPUS MERDEKA

Dalam rangka mendukung penuh kebijakan Merdeka Belajar yang dicanangkan Mendikbud Nadiem Makarim, Fakultas Teknik Universitas Pancasila menyelenggarakan Focus Group Discussion dengan tema “Kampus Merdeka”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Fakultas Teknik, Jumat (14/02).

Hadir sebagai Narasumber Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP Direktur Pembelajaran Ditjen Belmawan Kemenristek/BRIN  yang diwakili oleh Bapak Uwes Anis Chaeruman, M.Pd. sebagai Kepala Subdirektorat Pembelajaran Khusus Ditjen Belmawan Kemenristek/BRIN, Dr. Ir. Budhi M. Suyitno, IPM Dekan Fakultas Teknik Universitas pancasila, dan Dr. Ir. M. Asvial, M. Eng Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Kegiatan ini dibuka oleh Rektor Universitas Pancasila Bapak Prof. Dr. Wahono Sumaryono, Apt yang sekaligus memberikan sambutan. Hadir para Wakil Rektor, Dekan Fakultas beserta jajarannya dan para Kepala Lembaga. Dalam sambutannya, Rektor berpesan demi mengimplementasikan Kampus Merdeka Universitas Pancasila harus berinovasi dan lebih kreatif untuk menciptakan lulusan lulusan yang mampu bersaing dan memiliki kompetensi yang unggul.

Konsep Kampus merdeka ini adalah satu kebijakan yang memberikan keluasan terhadap perguruan tinggi. Mendorong mahasiswa membuat penelitian di luar program studinya untuk menciptakan inovasi yang efisien dan tepat sasaran. Pembelajaran di luar prodi dapat memberi kebebasan mahasiswa dalam melakukan beragam kegiatan. Dengan adanya keterbukaan dan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk bersentuhan dengan lapangan melalui proyek desa (KKN), magang, praktik industri, dan sebagainya, akan membuat mahasiswa jauh lebih siap menghadapi masa depannya

Esensi kebijakan kampus merdeka hanya 4 yaitu, tentang pembukaan program studi, Akreditasi Perguruan Tinggi, kemudian Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum untuk Perguruan Tinggi Negeri dan tentang Hak Belajar Tiga semester di luar program studi dimana dari 8 semester kuliah mahasiswa tidak hanya dituntut teori dan praktek didalam perguruan tinggi saja tetapi dihadapkan kepada dunia kerja sehingga mahasiswa tidak hanya memiliki kemampuan teoritikal saja tetapi memiliki penerapan kemampuan di dunia kerja, ucap Kepala Subdirektorat Pembelajaran Khusus Ditjen Belmawan Kemenristek/BRIN.

Bagikan:

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Ketik Pencarian

Mencari